Klasifikasi Alga
Ganggang (algae) adalah organisme autotrofik (autotrophic)
sederhana yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan cara fotosintesis.
Sebelumnya, ganggang diklasifikasikan dalam kerajaan (kingdom)
Plantae (tumbuhan) karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Namun, sebagian besar ganggang hidup di air dan tidak memiliki
akar, batang, dan daun sejati sebagaimana layaknya tumbuhan.
Oleh karena itu, dalam klasifikasi modern, ganggang tidak lagi
diklasifikasikan dalam Plantae namun dikategorikan di bawah Protista.
Ukuran ganggang berkisar dari beberapa mikrometer hingga
beberapa meter.
Misalnya, ganggang air tawar Micromonas berukuran sekitar 1
mikrometer, sedangkan kelp laut raksasa bisa tumbuh hingga sepanjang 60 meter.
Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan studi ganggang
disebut fikologi (phycology).
Ø
Jenis Ganggang
Ganggang diklasifikasikan
berdasarkan jenis pigmen dan cadangan makanan yang dipunyai.
Perbedaan pigmen
memainkan peran utama dalam menentukan distribusi habitat berbagai spesies
ganggang.
Mayoritas ganggang
ditemukan di habitat air, baik di air tawar atau air laut.
Beberapa spesies
ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti dalam salju dan es, sedangkan
beberapa spesies mampu beradaptasi dalam lingkungan air panas.
Berikut adalah
klasifikasi ganggang:
1. Ganggang Hijau Biru (Blue Green Algae)
Ganggang hijau biru juga
disebut sebagai cyanobacteria, merupakan bentuk ganggang paling sederhana.
Contoh spesies ganggang
hijau biru adalah Nostoc dan Calothrix. Seperti namanya, ganggang jenis ini
berwarna hijau biru yang hidup soliter atau dalam koloni.
Ganggang hijau biru
mengandung klorofil a, b, dan phycobilins. Mereka merupakan organisme
prokariotik yang menyerupai bakteri.
Ganggang hijau biru sering
dianggap sebagai organisme antara yang mirip bakteri dan tumbuhan. Karena organisme ini tidak memiliki organela khusus, mereka
berfotosintesis langsung melalui sitoplasma.
2. Ganggang Hijau (Green Algae)Ganggang hijau termasuk dalam filum Chlorophyta, memiliki klorofil a, b, karotenoid, dan xanthophylls.
Cadangan makanan utama ganggang hijau berupa pati. Beberapa contoh spesies ganggang hijau adalah Ulva, Codium, dan Caulerpa.
Sampai saat ini, sekitar 7.000 spesies ganggang hijau telah teridentifikasi yang mencakup organisme uniseluler dan multiseluler.
Kebanyakan ganggang hijau hidup air tawar, sementara beberapa spesies ditemukan di air laut.
3. Ganggang Merah (Red Algae)
Ganggang merah termasuk dalam Rhodophyta, mengandung klorofil a, d, karotenoid, xanthophylls, dan phycobilins.
Cadangan makanan ganggang merah adalah pati floridean. Contoh spesies ganggang merah diantaranya Chondrus dan spesies Gelidiella .
Mayoritas ganggang merah hidup di laut. Lebih dari 6.500 spesies ganggang merah telah teridentifikasi dengan sekitar 200 spesies hidup di air tawar.
Pigmen merah phycobilin membantu menangkap cahaya matahari dengan lebih baik sehingga beberapa anggota ganggang merah ditemukan pada laut yang lebih dalam.
4. Ganggang Coklat (Brown Algae)
Alga coklat termasuk dalam kelas Paeophyceae, mengandung klorofil a, c, dan pigmen fucoxanthin.
Karena mengnadung pigmen hijau klorofil dan pigmen coklat fucoxanthin, ganggang coklat memiliki warna khas coklat kehijauan.
Cadangan makanan ganggang coklat disimpan dalam bentuk polimer karbohidrat kompleks yang disebut laminarin.
Laminaria dan Macrocystis adalah contoh spesies ganggang coklat. Serupa dengan ganggang merah, mayoritas ganggang coklat hidup dalam air laut.
Ganggang coklat adalah kelompok alga yang paling kompleks, dimana beberapa spesies mampu hidup pada laut dalam.
Kelp raksasa yang ditemukan di dasar laut adalah ganggang coklat yang termasuk dalam ordo Laminarales.