Sejarah Nabi Muhammad SAW.
1.
Kerasulan Muhammad SAW
Pada suatu tempat dan waktu yang telah
ditentukan allah swt, ditengah-tengah tanah Arabiyah, pada tanggal 12 rabiul
awal pada tahun gajah, atau bertepatan dengan tanggal 201 april 571 M, lahir
seorang bayi laki-laki di kota Mekkah. Ia lahir sebagai seorang yatim, karena
ayahnya Abdullah telah wafat dahulu kira-kira 7 bulan sebelum lahir. Sang ayah
tidak mewariskan harta benda yang banyak kecuali 5 ekor unta dan seorang budak
perempuan.
Kehadiran bayi tersebut disambut oleh
kakeknya Aqbdul Muttalib, dengan penuh kasih sayang dan kemudian bayi itu
dibawanya ke kaki Ka’bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad.
Ketika berumur enam tahun, ibunya Siti Aminah
yang tercinta meninggal dunia. Maka dia diasuh oleh kakeknya Abdul Muttalib.
Muhammad kemudian tumbuh dan berkembang
berdasarkan alam dimana dia dilahirkan. Tanah Arabiyah yang gersng, panas, tandus, tidak ada hujan,
sedang manusianyapun jahiliyah.
Nampaknya alam itu sendiri yang menempa Muhammad. Ketika masa-masa remaja, dia
terkenal sebagai orang yang berakhlak dan berkarakter tinggi, kejujurannya
terkenal luas, tidak pernah menyembah kepada berhala-berhala yang disembah oleh
bangsanya. Namanya makin populer dimata
masyarakat, sebagai seorang pemuda yang sopan, penyantun dan suka mengulurkan
pertolongan. Suatu konsensus masyarakat menamai Muhammad dengan gelar al-Amin,artinya
pemuda yang terpercaya.
Semua itu merupakan perbendaharaan dan tempat
persemaian yang subur bagi kemimpinannya kelak, untuk memangku tugas “sayyidul anam” pemimpinm umat manusia.
Umur 40 tahun adalah awal masa kenabian
Muhammad saw setelah menerima wahyu. Nabi saw tidakn lengsung menyebarkan wahyu
yang ia terima secara terbuka, tetapi beliau hanya menceritakan kejadian penerimaan
wahyu di Gua Hira’ kepada istri beliau tercinta yang tetap setia menemaninya
yaitu Siti Khodijahra. Dan kepada Waroqoh bin Naufal salah seorang anak paman
Khodijah. Di masa jahiliyah Waroqoh bin
Naufal bukanlah penyembah berhala, melainkan penyembah agama Nasrani. Ia dapat
menulis dalam bahasa Ibrani. Ia sudah lanjut usia dan telah kehilangan
penglihatannya. Ia berkata bahwa ia akan membantu perjuangan Nabi saw. Tetapi
tidak lama kemudian ia meninggal. Dan perjuangan Nabipun hanya terbatas pada kerabat
dekat saja sebelum berdakwah kepada masyarakat yang lebih luas.
Orang yang pertama kali masuk islam
diantaranya istri beliau, Siti Khodijahra. Kemudian disusul oleh putra asuhnya
yaitu Zaid bin Tzabit.
Setelah beberapa lama Allah memerintahkan
kepada Nabi Muhammad saw untuk berdakwah
kepada masyarakat yang lebih luas sehingga umat Islam semakin bertambah
karenanya, muncul beberapa reaksi jelek kepada Nabi Muhammad dengan tujuan
untuk menghindarkan masyarakat dari ajakan beliau untuk masuk Islam.
Begitu banyak liku-liku perjalanan Nabi
Muhammad saw, dalam menegakkan Islam,pertentangan mulai dari keluarganya, dan
jga terutama dari masyarakat kafir Quraisy saat ini.
Karena adanya penganiayaan dan rintangan yang
dasyat, maka Nabi mengijinkan para sahabatnya untuk hijrah ke
Habsyi/Habasyah(Ethiopia). Ini adalah hijrah yang dilakukan oleh kaum muslimin dengan pesera sebanyak 83 orang
lelaki dan 18 orang perempuan dengan dipimpin oleh Ja’far bin Abu Tholib.
Belum puas dengan kelakuannya, orang-orang kafir
berkumpul membuat undang-undang untuk memboikot Nabi dan pengikutnya.
Undang-undang yang digantung di dinding
Ka’bah, hingga tiga tahun.
Setelah 3 tahun berlalu, undang undang
tersebut tidak di berlakukan lagi karena naskah undang – undang yang digantung di dinding Ka’bah itu telah
hancur. Belum begitu lama Nabi dan pengikutnya merasakan bebas dari undang –
undang itu, Khodijah, istri beliau meniggal. Kemudian disusul pamanya yaitu Abu
Thalib. Wafatnya kedua pembela Nabi ini menjadikan orang kafir semakin berani
merintangi perjuangan Nabi.
Atas kehendak Ilahi, hati kaum muslimin yang
setia tergerak untuk menyelamatkan Islam dari lingkungan masyasakat yang
mengucilkannya.Perubahan suasana itulah yang membuka jalan Bagi islam untuk
hidup ditengah tengah ummat manusia, setelah semua rintangan tersngkirkan dari
tengah jalan. Perubahan besr itu terjadi pada saat hijrah, dari Mekkah menuju
kota Yasrib (Madinah)yang bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke- 13 dari
kerasulan Nabi Muhammad Saw.
Dalam hal in Rasullah Saw, bersama kaum
muslimin yang di sebut sebagai Muhajjirin sedangkan kaum muslimin yang sudah
berada di Madinah di sebut Anshar.
Sejak Rasul Allah Saw, tinggal mentap di
Madinah, beliau sibuk mencurahkan perhatiannya untuk meletekkan dasar – dasar
yang diperlukan guna menegakkan Risalahnya yaitu :
1.memperkokoh hubungan ummat Islam dengan
Tuhan-nya
2.memperkokoh hubungan antar ummat Islam,
yaitu antara sesama kaum muslimin
3.mengatur hubungan antara ummat Islam dengan
orang – orang asing yang tidak seagama (non muslim)
Pekerjaan pertama yang dilaksanakan oleh
Rasulullah saw ialah membangun masjid untuk syi’ar Islam. Hal ini karena masjid
adalah tempat berhubungan dengan Tuhan-nya dan tempat manusia membersihkan diri
dari berbagai kotoran.
Dan Madinah inilah wahyu-wahyu ilahi turun
untuk menetapkan hukum-hukum syari’at secara terpeinci guna mengatur kehidupan
kaum muslimin, baik mengenai soal yang bersifat individual maupun yang bersifat
sosial. Tahap dakwah berikutnya dilaluinya dengan perjuangan baerdarah
diantaranya :
· Perjuangan
dakwah
Islam masuk ke Madinah dan
gerombolan-gerombolan kafir masih terus berusaha mengejar dari segala penjuru.
Kaum muslimin berlindung di dalam daerah hijrah mereka, tak ubahnya seperti
pasukan berlindung di dalam benteng yang tangguh. Di Madinah mereka
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menangkal serangan dan
serbuan dari berbagai jurusan. Peperangan demi peperangan dilalui guna untuk
memprtahankan eksistensi Islam atu definisi dan tidak dalam kapasitas ofensif
atau agresif untuk menyerang musuh.
·
Perang Badar
Perang Badar dawali karena banyaknya
kekayaan kaum muslimin yang dirampas oleh kaum musyrikin terutama saat hijrah
dari Mekkah ke Madinah, maka tergeraklah kaum muslimin untuk merampas kembali
harta kekaaannya. Suatu ketika kaum musyrikin Quraisy berangkat meninggalkan
Syam pulang ke Mekkah membawa perniagaan yang besar nilainya. Mendengar bahwa
ka nada serangan dari kaum musyrikin Quraisy member bala bantuan berupa pasukan
yang berjumlah 313 dengan 70 unta. Dalam
peperangan tersebut ada beberapa orang antaranya anak dan orang tuanya yang
saling membunuh, karena membela keyakinan mereka masing- masing.
· Perang
Uhud
Pada Perang Uhud pasukan kaum muslimin kira –
kira ¼ jumlah dari kaum musyrikin Quraisy. Kaum muslimin mengambil posisi di
‘Udwadul Wadi’ sebuah dataran di lereng gunung Uhud. Nabi Muhammad yang
memimpin pasukan perang tersebut yang berjumlah 300 prajurit, dengan
menyebarkan pasukan panah yang berjumlah 50 orang. Sedangkan kaum kafir Quraisy
berjumlah 3000 orang. Dalam menagkis pasukan musuh tidak sedikit yang gugur
sebagai pahlawan syahid.
Peperangan
demi peperangan dilalui beliau dan kaum muslimin dalam menegakkan agama Islam
di muka bumi ini. Selain peperangan diatas ada juga peperangan yang lainnya,
yaitu Ahzab, Perang Mut’ah, Perang Hunain, Perang Tabuk dll. Akhirnya
kemenangan dicapainya dan Islampun semakin hari semakin kokoh di bumi arabiyah
saat itu. Maka 2 tahun kemudian Muslimin yang berjumlah 1.400 orang menjadi
berjumlah 10.000 orang muslim.
· Fathul
Mekkah (pembebasan kota Mekkah)
Dalam waktu singkat, Nabi Muhammad saw
berhasil mengumpulkan kaum muslimin yang sudah menjadi 10.000 orang dan akan
bergerak menuju ke Mekkah baik untuk brziarah dan mlakukan ibadah haji dan juga
sekaligus untuk menaklukkan kota Mekkah. Apalagi perjalanan menuju Mekkah . hal
ini sungguh diluar dugaan kaum Quraisy. Strategi yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw dalam memasuki Mekkah dengan cara-cara damai dan simpatik membuat
daya tarik tersendiri pada penduduk Mekkah.
Apalagi dalam perjalanan menuju Mekkah ombongan Islam selalu mengmandang
takbir, tahmid, dan tahlil yang menggema di kota Mekkah membuat rasa gentar
seluruh rakyat Quraisy saat itu.
Pada perkembangan lebih lanjut pada masa
akhir-akhir dakwahnya, beliau melaksanakan haji wada’ dimana haji itu adalah
haji terakhir yang dilakkan oleh Nabi, yang dilaksanakan pada tahun ke 10 H, berasama
kira-kira dengan 200 ribu jamaah kaum muslimin, mengumandangkan takbir juga
talbiyah, sebagai pujiankepada Allah yang Maha Agung, yang demikian ini
menandakan kemenangan atas risalah Allah.